Moncernya tren mobil listrik ternyata tidak melulu bikin untung semua pabrikan otomotif. Kini bertambah lagi merek mobil listrik China yang menyatakan bangkrut karena tidak kuat bersaing di pasar domestik yang kian sengit.
Terbaru, pabrikan mobil listrik Human Horizons mengajukan bangkrut. Perusahaan induk dari merek kendaraan listrik premium HiPhi ini harus terlempar dari kompetisi di segmen EV setelah melalui perjalanan yang tak singkat.
Berhentinya Human Horizons menambah daftar panjang merek otomotif China yang tumbang. Sebelumnya, merek WM lebih dulu mengajukan status bangkrut pada tahun lalu. Dengan persaingan lebih dari 100 merek EV, produsen mobil China yang tengah merintis serta dengan margin keuangan ketat mengalami kesulitan bertahan.
Human Horizons Pailit Tak Sanggup Menutup Utang
Mengutip dari Motor Authority, Human Horizon sudah mengajukan pailit ke pihak pengadilan di Yancheng dekat pabrik HiPhi. Perusahaan ini juga mengungkapkan bahwa seluruh aset miliknya tak sanggup lagi menutup utang yang menumpuk sampai April lalu.
Produsen mobil listrik yang berbasis di Shanghai ini sudah menyetop produksi selama hampir enam bulan lalu. Merek HiPhi diketahui telah menangguhkan produksinya sejak Februari, setelah gagal mengejar pengiriman 8.000 unit di tahun sebelumnya.
Dilansir dari Carnewschina, Human Horizon tengah menjalani fase pra-reorganisasi usai berjuang menghadapi krisis keuangan. Perusahaan ini mengalami masa pra-reorganisasi selama enam bulan, namun diperpanjang tiga bulan jika perlu.
Perusahaan asal Tiongkok tersebut perlu bekerja sama dengan administrator guna menjaga aset, mengelola operasi secara hati-hati, dan menarik investor potensial. Di samping itu, perusahaan juga berjanji membayar para pekerjanya.
Periode pra-reorganisasi dianggap sebagai langkah terakhir menghindari kebangkrutan total. Lewat mekanisme penyelamatan yang dipantau oleh pengadilan, upaya ini bertujuan untuk menekan biaya restrukturisasi serta menghidupkan kembali perusahaan.
Berbagai upaya pengambilalihan juga sudah dicoba dengan merek seperti Avatr milik Changan, Grup iAuto, FAW, hingga investor asal Arab Saudi. Akan tetapi masa depan merek tersebut masih belum pasti lantaran Pengadilan Rakyat Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Yancheng baru saja menerima aplikasi pra-reorganisasi bulan ini.
Merek Mobil Listrik Mewah yang Gagal Bersaing
Merek HiPhi atau perusahaan Human Horizon mungkin masih cukup asing di telinga banyak orang. Sebenarnya cukup wajar karena produsen ini menawarkan produk-produk mobil listrik ke pasar lebih spesifik atau tidak umum.
HiPhi didirikan tahun 2017 sebagai jenama kendaraan listrik mewah yang menghadirkan tiga model sedan Z, serta SUV X dan Y. Ketiganya produknya memiliki desain sangat futuristik dan lebih cocok dipakai untuk show-off daripada mobilitas harian. Mobil-mobil premium ini sebenarnya sudah memasuki pasar ekspor, seperti ke Jerman dan Norwegia.
Sayangnya, persaingan ketat di China memaksa HiPhi harus berjuang keras menghadapi tantangan penjualan serta operasionalnya. Berbagai desain dan teknologi yang ditawarkan tidak berbanding lurus dengan angka penjualan.
Perusahaan cuma mampu mendistribusikan 8.000 unit secara global dalam rentang tahun 2023. Seiring dengan penjualannya yang lesu, perusahaan menghentikan aktivitas produksi sejak Februari dan diikuti penutupan sejumlah dealernya.
Jika berbicara perkembangan industri kendaraan elektrifikasi di China, bukan HiPhi semata yang kelimpungan dihantam persaingan sengit. Banyak merek EV asal Negara Panda yang merasakan tekanan sama untuk berkompetisi dengan pemain domestik lain.
Bahkan para ahli memperkirakan hanya sebanyak 1 dari 7 perusahaan saat ini yang dapat mendulang keuntungan. Jika dihitung, ada kisaran 137 merek EV yang beroperasi di negara China. Sementara itu, analis konsultan Alixpartners berpendapat hanya 19 brand yang sanggup meraup keuntungan pada 2030 mendatang.
Itulah tadi kabar dari merek mobil listrik China, Human Horizon (HiPhi), yang gulung tikar dari persaingan industri EV. Tingginya kompetisi segmen mobil listrik di negara tersebut sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir dan belum memperlihatkan tanda-tanda akan mereda.