Kabar memilukan datang dari produsen mobil listrik Tesla. Perusahaan milik Elon Musk ini mengalami kemerosotan harga saham di bulan pertama tahun 2024 lalu. Tak main-main, saham Tesla anjlok hampir sepertiganya.
Perusahaan otomotif asal Amerika ini mengalami kuartal terburuknya sejak 2022. Lesunya saham Tesla disebabkan oleh beberapa faktor dan utamanya karena penjualan yang melambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Investor memperkirakan Tesla bakal mengirim sejumlah 475 ribu kendaraan dalam kuartal pertama 2024. Meskipun proyeksi tersebut masih menggambarkan pertumbuhan sebanyak delapan persen, namun proyeksinya masih jauh lebih rendah daripada peningkatan penjualan tahun sebelumnya sejumlah 36 persen.
Penyebab Penjualan Tesla Melemah
Ada beberapa faktor yang dikaitkan dengan melambatnya penjualan Tesla di awal 2024. Salah satunya, Tesla menghadapi persaingan ketat di pasar mobil listrik dunia. Selain itu, sosok Elon Musk juga turut mempengaruhi permintaan konsumen terhadap Tesla.
Ancaman Besar dari Mobil Listrik China
Selama ini Tesla dikenal sebagai produsen mobil listrik terbesar di dunia. Namun sejak beberapa waktu belakangan, pamor Tesla mulai tergeser oleh kehadiran Merek China, BYD. Tesla dihadapkan dengan kompetitor baru yang berhasil merebut hati pecinta mobil listrik.
BYD sukses melampaui Tesla dalam penjualan kendaraan listrik tingkat global. Mobil pabrikan China tersebut mengalahkan Tesla sebagai merek mobil listrik terlaris di penghujung tahun 2023.
Hantaman bagi Tesla juga datang dari merek China, Xiaomi. Tesla Model 3 menghadapi persaingan harga dengan mobil Xiaomi SU7. Mobil yang masih hangat atau baru rilis ini dibanderol dengan harga mulai 4.000 dolar AS atau Rp63,5 juta lebih rendah dari Tesla.
Figur Elon Musk Mempengaruhi Penjualan Tesla
Para analis menilai bahwa perilaku dan pandangan politik Elon Musk turut mempengaruhi tingkat permintaan mobil Tesla. Sikap politik CEO Tesla ini kemungkinan juga menjadi faktor yang menghalangi pembelian kendaraan listrik di AS secara tradisional.
Ditambah lagi Elon Musk mendapat banyak kritik sejak pandemi dan akuisisi Twitter yang sekarang bernama X. Salah satu orang terkaya di dunia tersebut dihujat karena mengizinkan ujaran kebencian di media sosial X.
Selain itu, bertubi-tubi kecaman menyerang Elon Musk karena dirinya lalai menangani rasisme di pabriknya, mempromosikan teori konspirasi, dan mengikutkan diri dengan retorika sayap kanan tentang budaya dan imigrasi. Perilaku-perilakunya tersebut dinilai menjauhkan pembeli potensial Tesla.
Faktor Lain Penyebab Penjualan Tesla Melambat
Penyumbang anjloknya saham Tesla juga karena melambatnya penjualan. Produksi di Fremont melambat karena perusahaan memperbarui pabrik dalam persiapan untuk mobil Model 3 yang diperbarui.
Tak hanya itu, penurunan harga saham Tesla juga berkaitan dengan terhambatnya jalur suplai akibat serangan di Laut Merah. Antisipasi pengiriman yang lebih rendah dan sejumlah faktor lain telah mengakibatkan turunnya 29 persen harga saham Tesla dalam trimester pertama 2024.
Tesla Tak Kunjung Jadi Investasi di Indonesia
Pemerintah RI sempat mendapatkan angin segar mengenai rencana Tesla berinvestasi di tanah air. Masih membekas di ingatan bahwa Elon Musk mengaku ingin menggelontorkan dana di Indonesia. Namun rencana tersebut masih belum terlaksana sampai sekarang.
Tak kunjung tanda tangan investasi di RI, Tesla justru disinyalir bakal membangun pabrik di negara Thailand. Di Asia Tenggara, Tesla sebelumnya sudah berinvestasi mendirikan kantor dan membangun jaringan pelayanan di Malaysia.
Itulah kabar saham Tesla yang sedang terjun karena penjualan yang melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Menukiknya saham Tesla menjadi catatan buruk perusahaan Elon Musk ini sejak akhir 2022.