“Ooom telolet ooom”
Hari gini siapa sih, yang nggak tahu sama klakson telolet yang khas digunakan di bus dan truk?
Suara telolet dihasilkan dari modifikasi sedemikian rupa pada klakson bus. Hanya saja modifikasi ini bukan berarti tanpa risiko, lhoo. Ada bahaya yang mengancam di balik klakson telolet. Modifikasi ini meningkatkan risiko rem blong karena memanfaatkan suplai angin untuk pengereman.
Modifikasi klakson telolet dinilai Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berbahaya karena sudah menyebabkan banyak kecelakaan lalu lintas di Indonesia. KNKT sendiri sudah menghimbau Kementerian Perhubungan untuk melarang klakson telolet di bus dan truk.
Apa Itu Klakson Telolet?
Klakson telolet adalah perangkat tambahan yang mengandalkan tenaga tekanan udara dari sistem pengereman untuk menghasilkan suara yang keras.
Perangkat ini banyak dipakai pengemudi bus dan truk untuk kebutuhan suara klakson yang keras dan hiburan. Hanya saja sebagian modifikasinya tidak dilakukan dengan benar.
Bahaya telolet ini terlihat dari hasil investigasi KNKT pada insiden truk maut di Cibubur, Jakarta Timur pada tahun 2022.
Truk tersebut memiliki sistem pengereman air over hydraulic brakes dan ditemukan klakson telolet.
Klakson telolet bekerja menggunakan tekanan angin yang seharusnya digunakan untuk mendukung sistem pengereman. Telolet terhubung dengan hukum bejana berhubungan.
Hayo, yang belajar fisika, masih ingat dengan hukum ini?
Hasil investigasi truk maut tersebut ditemukan komponen seal pada solenoid valve di klakson telolet dalam keadaan robek sehingga mengakibatkan kekurangan angin.
Tak hanya itu, KNKT juga menemukan penurunan tekanan udara yang dipicu malafungsi travel stroke kampas rem.
Kegagalan pengereman karena persediaan tekanan udara di tabung berada di bawah ambang batas sehingga pengereman tidak optimal menjadi pemicu kecelakaan ini.