Kecelakaan Truk Rem Blong Kembali Terulang, 8 Orang Meninggal di Tol Ciawi

truk rem blong

Kecelakaan tragis akibat truk rem blong lagi-lagi kembali terjadi. Kali ini Gerbang Tol (GT) Ciawi jadi saksi sebanyak delapan orang tewas dalam insiden maut pada dini hari Rabu (2/5). Selain korban meninggal, sejumlah 11 orang ngalamin juga ngalamin luka-luka. 

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Eko Prasetyo, mengatakan kecelakaan truk rem blong di Ciawi, Jabar, ini melibatkan 6 kendaraan. Menurut keterangannya, kecelakaan beruntun ini diawali dari truk yang ingin memasuki gerbang tol Ciawi, namun kondisi remnya blong. 

“Intinya itu remnya blong, mau nge-tap masuk gerbang tol Ciawi itu kan, nempel kartu itu. Remnya blong, terus nabrak kendaraan yang di depannya,” ucap Kombes Eko.

Insiden mengerikan ini juga menimbulkan kobaran api di lokasi kejadian. Dalam sebuah rekaman video, tampak api berkobar dan terlihat puing-puing sisa kecelakaan yang berceceran. 

Kecelakaan Truk Rem Blong Siapa yang Bertanggung Jawab?

Pertanyaan ini sering dilontarkan banyak orang, “kalau ada kecelakaan akibat truk rem blong begini, lantas siapa yang bertanggung jawab?”. Menurut Jusri Pulubuhu, praktisi keselamatan berkendara sekaligus founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), kecelakaan rem blong dari bus atau truk jadi tanggung jawab semua pihak. 

“Sebenarnya ini tanggung jawab semuanya. Pertama mulai yang paling dekat adalah tanggung jawab sopir,” ucap Jusri Pulubuhu dilansir dari detikOto. 

Jusri mengatakan bahwa kebiasaan buruk supir truk sering bikin rem truk yang dikendarainya jadi blong. Tidak sedikit sopir truk yang menetralkan gigi transmisi saat melintasi jalan menurun dengan tujuan hemat BBM. Tanpa engine brake, konstruksi rem truk menjadi panas dan berdampak ngeblong. 

“Ngeblong itu menetralkan transmisi dengan harapan menghemat konsumsi bahan bakar. Sehingga selisih budget bisa dibawa pulang. Tapi perilaku ini adalah hal yang membahayakan, hal yang bodoh,” ujar Jusri yang juga menjadi instruktur di JDDC. 

Jusri menambahkan, pihak pengusaha transportasi juga ikut mengemban tanggung jawab terhadap keselamatan pengemudi dan armadanya. Salah satu langkah mitigasi keamanan berkendara yang penting dilakukan adalah dengan perawatan kendaraan. 

“Kita bicara seputar rem, apakah ada pemeriksaan yang namanya brake check? Memeriksa, mulai membuang angin rem, menaikkan angin, terus menseleraskan chamber kiri-kanan setiap mau jalan supaya tidak terjadi kepincangan dari pressure rem antara kanan dan kiri? Itu jelimet lho. Pemeriksaannya aja bisa 1 jam semuanya,” ucap Jusri.

Jusri Pulubuhu juga mengatakan bahwa pemerintah seharusnya dapat memfasilitasi kegiatan edukasi. Misalnya, standar edukasi atau standar keselamatan. Pemerintah sebagai regulator seharusnya dapat menindak tegas soal pelanggaran-pelanggaran angkutan logistik. 

Langkah Mengurangi Kecelakaan Akibat Rem Blong

“Kemudian mensosialsiasi, kemudian memonitoring, kemudian melakukan punishment. Pengusaha melakukan hal yang sama, pengemudi harus melaksanakan karena kebutuhan keselamatan. Harus menjadikan keselamatan itu adalah lifestyle. Kalau nggak ya saling lempar lah,” ujar Jusri.

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menilai bahwa banyak terjadinya kecelakaan truk merupakan imbas dari sistem yang carut-marut. 

“Ini adalah kejadian yang selalu berulang, tidak pernah ada solusi dari negara,” tutur Djoko Setijowarno dilansir dari detikOto.

“Ini merupakan akumulasi dari carut-marut penyelenggaraan angkutan logistik di Indonesia. Yang bisa membereskan hanya menunggu ketegasan Presiden,” imbuh pria yang juga sebagai akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini.

Itulah tadi informasi mengenai kecelakaan akibat truk rem blong yang kembali menelan korban jiwa. Untuk mengurangi kasus rem blong, langkah yang disarankan adalah dengan memberi edukasi mengenai keselamatan berkendara dan angkutan logistik. Baca artikel otomotif lainnya di oto24.id dan follow info update di media sosial IG @oto24.id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *