Power steering merupakan salah satu komponen penting pada mobil yang berperan untuk menunjang kenyamanan mengemudi. Ada dua jenis power steering yang digunakan pada mobil-mobil era sekarang, yaitu hidrolik dan elektrik. Perbedaan power steering hidrolik dan elektrik wajib dipahami oleh pengemudi, khususnya bagi pemula.
Sistem power steering diterapkan pada bagian roda kemudi mobil. Kegunaan power steering adalah untuk memudahkan pengemudi dalam mengendalikan atau memutar roda kemudi. Dengan adanya power steering, pengemudi bisa menyetir dengan ringan saat berbelok atau melintasi medan berat.
Setiap jenis power steering memiliki komponen dan cara kerja yang berbeda. Melalui artikel ini, kami mengajakmu mengenali perbedaan power steering hidrolik dan elektrik, kecocokan dengan tipe pengendara, serta tips merawat komponen ini agar awet.
Apa Itu Power Steering pada Mobil?
Power Steering merupakan sistem pada mobil yang berfungsi untuk meringankan kemudi setir saat membelokkan roda. Sistem power steering bekerja untuk memudahkan pengemudi dalam mengendalikan atau mengarahkan kemudi, sehingga mobil bisa berbelok atau bermanuver dengan lancar.
Dianggap sebagai kelengkapan standar mobil, power steering dipatenkan pertama kali oleh Robert Twyford di tahun 1900. Sistem power steering sudah umum digunakan pada mobil-mobil keluaran baru. Sementara mobil yang belum memakai power steering bisa dikenali pada mobil produksi lama kisaran tahun 1950-an hingga 1970-an.
Berkat penggunaan power steering, pengemudi dapat memutar roda kemudi secara enteng atau ringan. Tanpa adanya sistem power steering, setir akan terasa berat dan pengemudi membutuhkan tenaga ekstra untuk membelokkan mobil.
Power steering bekerja dengan cara meringankan beban dari gaya yang dihasilkan mobil saat bermanuver atau berbelok. Sistem power steering akan meningkatkan tenaga dari tekanan hidrolik atau elektrik yang dibutuhkan untuk memutar roda kemudi.
Pada mobil-mobil era sekarang, jenis power steering yang digunakan adalah hidrolik dan elektrik. Power steering hidrolik memiliki cara kerja yang dibantu oleh mesin, sedangkan power steering elektrik tidak memerlukan tenaga mesin.
Kedua jenis power steering tersebut memiliki komponen berbeda, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk kebutuhan berkendara. Penjelasan lebih detail atau mendalam mengenai perbedaan power steering hidrolik dan elektrik akan dibahas di bawah ini.
Jenis Power Steering pada Mobil
Memahami jenis-jenis power steering mobil sangat penting supaya pengemudi lebih menguasai teknik pengendalian setir secara tepat dan akurat. Apalagi setiap model mobil bisa menggunakan jenis power steering yang berbeda, sehingga tingkat pergerakkan roda kemudinya pun berbeda.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, terdapat dua jenis power steering yang digunakan pada mobil-mobil era sekarang. Mari simak perbedaan power steering hidrolik dan elektrik, serta komponen dan cara kerjanya masing-masing.
1. Power Steering Hidrolik
Power steering hidrolik merupakan sistem penggerak setir yang sudah dipakai sejak lama dalam industri otomotif. Jenis power steering ini masih diterapkan karena memberikan performa yang mumpuni untuk menunjang kemudahan mengemudi.
Sesuai dengan namanya, jenis power steering ini bekerja dengan sistem hidrolis. Sistem power steering ini akan beroperasi terus ketika mobil dijalankan. Cara kerja power steering hidrolik adalah menggunakan cairan atau fluida berupa oli sebagai media penggerak.
Berikut gambaran cara kerja power steering hidrolik pada mobil:
- Ketika mesin hidup, pompa hidrolik akan menarik oli power steering dari reservoir.
- Kemudian pompa hidrolik mengalirkan cairan ke silinder hidrolik yang terhubung pada roda kemudi.
- Ketika pengemudi memutar setir, tekanan akan meningkat seiring dengan bertambahnya cairan hidrolik ke silinder hidrolik.
- Silinder hidrolik kemudian memberikan tenaga atau energi mekanik ke kemudi, sehingga roda dapat berputar.
Sistem power steering memiliki empat komponen utama yang terdiri dari pompa, reservoir tank, pipa dan selang, serta steering rack assembly. Setiap komponen bekerja saling berhubungan untuk mengoptimalkan kinerja sistem penggerak roda kemudi.
- Pompa: Pompa yang digerakkan oleh mesin mobil menggunakan fanbelt ini berfungsi untuk menghasilkan tenaga dan tekanan oli power steering. Proses ini bertujuan untuk menekan piston dalam power steering rack assembly.
- Rack assembly: Komponen ini berfungsi untuk meringankan tenaga ketika setir diputar. Terdapat 3 perangkat utama dalam rack assembly, yaitu rotary control valve, pressure chamber, dan rack and pinion linkage.
- Reservoir tank: Fungsi dari komponen ini adalah untuk menampung oli power steering.
- Pipa dan selang: Komponen ini berfungsi mengalirkan tekanan yang disalurkan oleh pompa power steering.
Seiring perkembangan teknologi, power steering hidrolik mendapat inovasi dengan penggunaan speed sensitive steering. Fleksibilitas setir bisa disesuaikan dengan kecepatan mobil. Semakin kencang laju mobil, tenaga setir akan semakin berat saat diputar dan begitu pula sebaliknya. Cara kerja ini berperan penting untuk menjaga mobil tetap stabil.
2. Power Steering Elektrik
Electric power steering (EPS) merupakan sistem penggerak roda kemudi yang lebih modern dibandingkan dengan sistem hidrolik. Power steering elektrik banyak diterapkan pada mobil-mobil keluaran terbaru. Sistem power steering ini bekerja secara otomatis ketika mobil dalam kondisi on atau menyala.
Berbeda dengan power steering hidrolik yang memanfaatkan fluida, power steering elektrik mengandalkan motor elektrik atau komputer untuk meringankan putaran setir. Power steering ini lebih canggih dan memberikan sensitivitas lebih baik yang dapat langsung menyesuaikan kecepatan laju mobil.
Kelebihan lain dari power steering elektrik adalah bisa beroperasi secara otomatis hanya saat dibutuhkan saja. Sistem power steering elektrik bekerja menggunakan serangkaian sensor, unit kontrol, dan motor listrik.
Berikut ini gambaran cara kerja power steering elektrik pada mobil:
- Sensor torsi yang terpasang pada kolom kemudi akan mengukur gaya yang disalurkan pada roda kemudi.
- Sensor torsi, sensor kecepatan kendaraan, dan sensor sudut kemudi akan mengirimkan informasi ke modul kontrol.
- Komputer akan mengatur besaran daya listrik ke motor supaya bisa berputar sesuai arah dan kecepatan yang dibutuhkan.
- Sistem power steering akan menyesuaikan dengan kondisi jalan atau medan yang dihadapi pengemudi saat menggerakkan roda kemudi, sehingga setir bisa terasa stabil dan mudah dikontrol.
Komponen power steering elektrik terdiri dari electronic control module (ECM), motor listrik, torque sensor, steering clutch, noise suppressor, dan on board diagnostic. Berikut ini fungsi dari masing-masing komponennya:
- Electronic control module: ECM bekerja sebagai otak dari EPS untuk memberikan perintah ke komponen lainnya.
- Motor listrik: berfungsi menggerakkan sistem kemudi secara langsung dari perintah ECM.
- Torque sensor: Fungsi komponen ini sebagai pengirim informasi saat kemudi mulai digerakkan.
- Steering clutch: Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan motor listrik dengan batang kemudi.
- Noise suppressor: Komponen yang mendeteksi mesin apakah sedang bekerja atau tidak.
- On board diagnostic: Fungsi komponen ini untuk memberikan informasi jika EPS mengalami gangguan.
Perbedaan Power Steering Hidrolik dan Elektrik
Biar lebih mudah memahami perbedaan power steering hidrolik dan elektrik mobil, kami uraikan lebih jelas pada tabel di bawah ini. Kedua jenis power steering ini punya perbedaan signifikan dari segi sumber tenaga, respon kemudi, efisiensi energi, dan lainnya sebagai berikut:
Aspek | Power Steering Hidrolik | Power Steering Elektrik (EPS) |
Sumber tenaga | Menggunakan cairan hidrolik yang ditekan oleh pompa dan biasanya digerakkan oleh mesin. | Menggunakan motor listrik untuk memberikan bantuan kemudi. |
Respon kemudi | Memberikan respons yang lebih lambat dibandingkan power steering elektrik. | Respon kemudi pada power steering elektrik lebih cepat dan presisi. |
Efisiensi energi | Kurang efisien energi karena pompa hidrolik terus beroperasi saat mesin berjalan, bahkan ketika kemudi tidak digunakan. | Lebih efisien secara energi karena motor listrik hanya bekerja ketika diperlukan. |
Pemeliharaan | Membutuhkan pemeliharaan yang lebih intensif untuk mengganti cairan hidrolik secara berkala dan memeriksa kebocoran di sistem. | Memerlukan sedikit pemeliharaan karena tidak memiliki cairan yang perlu diganti dan lebih sedikit komponen bergerak. |
Kompleksitas sistem | Sistemnya lebih kompleks karena melibatkan banyak komponen bergerak seperti pompa, katup, silinder, dan saluran hidrolik. | Sistemnya lebih sederhana karena menggunakan motor listrik dan elektronik untuk pergerakan kemudi. |
Biaya perbaikan | Biaya perbaikan cenderung lebih tinggi karena banyaknya komponen bergerak yang rentan terhadap kerusakan. | Biaya perbaikan umumnya lebih rendah karena komponennya lebih sedikit. Namun biaya perbaikan juga bisa meningkat jika terjadi kerusakan di bagian elektronik atau motor listrik. |
Pengaruh pada konsumsi BBM | Sistem pompa hidrolik yang selalu beroperasi bisa meningkatkan konsumsi bahan bakar. | Lebih hemat bahan bakar karena motor listrik hanya bekerja saat diperlukan. |
Sensasi kemudi | Memberikan sensasi kemudi yang lebih berat dan lebih terasa alami. | Sensasi kemudi lebih ringan dan kadang terasa sangat halus. |
Power steering hidrolik cocok bagi pengemudi yang menginginkan sensasi berkendara lebih real atau alami. Sementara power steering elektrik sangat ideal bagi pengemudi yang mengutamakan pergerakkan kemudi yang lebih responsif dan halus.
Tips Merawat Power Steering agar Awet
Baik power steering hidrolik maupun elektrik pada intinya memiliki cara kerja yang mirip dengan fungsi untuk meringankan pergerakkan roda kemudi. Sementara tingkat keawetan dari masing-masing power steering sangat dipengaruhi dari cara penggunaan tiap pengendara.
Cara berkendara yang ngawur atau asal-asalan dalam menggunakan kemudi bisa membuat komponen power steering mudah rusak. Berikut ini beberapa tips merawat power steering supaya awet:
- Hindari menggerakkan setir sebelum mobil bergerak. Misalnya ketika parkir, Anda memutar setir terlebih dahulu sebelum digas.
- Gunakan oli yang tepat pada power steering model hidrolik. Jangan lupa mengecek volume atau kualitas oli secara berkala.
- Selalu luruskan posisi power steering ketika mobil didiamkan atau diparkir.
- Hindari membelokkan setir secara keras dan mentok terlalu sering atau dalam durasi lama.
- Pilih spare part yang tepat ketika melakukan perbaikan power steering.
- Mengecek komponen power steering secara berkala, seperti pada bagian boot rack steer, drive belt, dan lainnya.
- Pada power steering elektrik, pastikan komponen aki dalam kondisi prima.
- Hindari melintasi kubangan air yang dalam.
Terapkan beberapa tips di atas supaya sistem power steering pada mobilmu bisa lebih awet. Power steering yang terawat atau dalam kondisi baik akan memberikan kinerja optimal, sehingga meningkatkan kenyamanan dalam berkendara.
Apakah kini Anda semakin paham perbedaan power steering hidrolik dan elektrik? Setiap jenis power steering memiliki komponen dan cara kerja masing-masing yang berfungsi untuk meringankan putaran roda kemudi. Berkat adanya sistem power steering, pengemudi bisa memutar setir lebih enteng dan tidak berat ketika berbelok.
Baik power steering hidrolik maupun elektrik juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang bisa disesuaikan dengan gaya berkendara. Baca artikel otomotif lainnya di oto24.id dan follow info update di media sosial IG @oto24.id.