Sejak beberapa waktu belakangan, mobil China berbondong-bondong meramaikan pasar otomotif global. Ekspansi mobil China ini membuat merek-merek ternama dunia ketar-ketir.
Tak butuh waktu lama bagi pabrikan otomotif China menarik perhatian konsumen di berbagai negara. Mulai dari mobil hybrid dan EV giat didistribusikan secara luas. Sebut saja merek BYD, meski terbilang pemain baru namun sudah membuat produsen-produsen lama jadi cemas.
Terry Waychowski, Presiden of Automotive dari Caresoft Global menyebut fase ini sebagai alarm ‘peringatan’ bagi pelaku industri otomotif internasional. Ia mengingatkan kepada para pemain otomotif untuk pasang kuda-kuda menghadapi persaingan ini.
Harga Murah Jadi Daya Tarik Mobil China
Mobil-mobil listrik kecil yang dirakit oleh pabrikan China membawa pengaruh besar pada industri otomotif dunia. Dilansir dari The Guardian, kegelisahan produsen lain bukan pada mobil EV yang dihadirkan oleh BYD. Mereka lebih mengkhawatirkan harganya yang berpotensi mengganggu pasar otomotif.
Produsen mobil China memang dikenal berani menawarkan produk-produknya dengan harga murah. Meski harganya terjangkau, namun merek China tetap menyuguhkan spesifikasi yang berani bersaing. Kelebihan inilah yang bikin banyak konsumen kepincut melirik mobil-mobil asal Negeri Panda.
Contohnya mobil yang diluncurkan BYD baru-baru ini. Merek ini menghadirkan mobil hatchback baru ‘Seagull’ dengan harga 69.000 yuan atau setara Rp150 jutaan. Penjualan Seagul mendatangkan keuntungan yang signifikan bagi BYD.
Ekspansi Mobil China Bikin Merek Besar Panik
Distribusi masif mobil-mobil China membuat produsen asal Amerika, Jerman, dan Jepang mulai gelisah. Meskipun Seagull belum masuk ke pasar AS, namun BYD tengah mengembangkan mobilnya tersebut untuk bisa dinikmati secara global.
Moncernya penyebaran BYD di pasar otomotif dunia tak lepas dari peran investor dan support pemerintah China. Alliance for American Manufacture (AAM) menyebut mobil China bisa menaklukan pasar AS karena produknya yang murah dan mendapat dukungan besar dari pemerintah.
“Diperkenalkannya mobil murah China yang harganya sangat terjangkau itu karena adanya dukungan dari kekuatan besar dan pendanaan dari Pemerintah China. Nantinya itulah yang akan membuat pasar di Amerika seakan ‘punah’,” tulis laporan tersebut.
Penjualan mobil BYD Lampaui Tesla
So far, BYD sudah menjual sebanyak 1,57 juta mobil listrik baterai pada rentang tahun lalu. Torehan penjualan tersebut melejit drastis dibandingkan tahun 2020 yang hanya terjual sejumlah 130.970 mobil listrik.
Pertumbuhan penjualan BYD berhasil mengungguli Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia pada akhir 2023. Terbukti, di awal tahun ini, saham Tesla anjlok sebab ekspansi mobil China. Pemilik Tesla, Elon Musk, mengakui kebangkitan BYD dan merek mobil China bisa menjungkalkan pesaing-pesaing lainnya.
Meningkatnya angka penjualan mobil listrik maupun non EV BYD ditengarai oleh pengiriman lebih banyak ke luar China. Permintaan di pasar luar negeri menyumbang tingkat penjualan sekitar 10% lebih tinggi dibanding tahun lalu.
BYD Siap Meramaikan Pasar Indonesia
Indonesia menjadi salah satu kolam penjualan mobil BYD di pasar Asia Tenggara. Bahkan BYD tidak hanya memasarkan produknya saja, namun juga berencana mendirikan pabrik dan melakukan perakitan secara CKD di tanah air.
Kabar ini pernah disampaikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di momen Seminar Nasional IKAXA 2023 lalu. Sebelum pabriknya siap beroperasi, BYD diperbolehkan melakukan completely built up (CBU) atau mendatangkan dari negara asalnya.
Mobil BYD yang sudah menjumpai konsumen Indonesia saat ini baru tiga produk yaitu BYD Dolphin, Seal, dan Atto 3. Sementara mobil Seagull masih menunggu waktu untuk bisa mengaspal di tanah air.
Itulah tadi kabar ekspansi besar-besaran mobil China yang mengguncang pasar otomotif global. Merek-merek mobil kondang dipaksa untuk siaga dan memikirkan strategi menghadapi gencarnya produk-produk dari China, terlebih untuk mobil listriknya.